CATATAN SENJA : SRAGEN KU BUMI SUKOWATI KU


BUMI Sukowati sore ini cukup cerah. Berbeda dengan dua hari kemarin. Selalu hujan.

Pukul 4 sore aku pulang dari toko. Gantian Bapak yang jaga. Iseng-iseng aku pulang lewat jalan memutar. Sudah lama juga tidak keliling kota Sragen. Sekalian cuci mata dan refreshing.

Aku lewat ringroad dengan arah berlawanan. Sebenarnya tidak berlawanan. Hanya saja arah yang aku lewati tidak boleh untuk kendaraan roda 4 atau lebih. Karena ringroad ini utamanya untuk lewat truk dan bis-bis ke arah Ngawi.

Teringat jaman masih SMA. Dulu jalan ini jelek sekali. Aspalnya bergelombang. Lubang di sana sini. Banyak tambalan yang justru membuat permukaan jalan semakin tidak rata.

Kini jalan ringroad utara ini sudah sangat bagus. Hampir semua aspalnya diganti dengan beton. Tebalnya bukan main. Jarak antara tinggi permukaan tanah dengan tinggi permukaan jalan hampir setengah meter. Sisi kanan dan kiri pun semakin luas. Masing-masing bertambah satu meter. Mepet dengan pohon-pohon di pinggir jalan.

Di perempatan SMP 6 aku mengambil jalan lurus ke arah taman batas kota. Jalanan yang penuh kenangan masa-masa SMA. Sisi kanan aku melihat hutan kota yang semakin rimbun pepohonannya. Setelah itu ada SMK 2 yang berjajar dengan SMA 3, sekolah ku dulu. Di sebrangnya ada technopark yang diresmikan langsung oleh Pak SBY pada tahun 2009. Aku ingat betul karena waktu itu mendekati masa pilpres di mana pak SBY akhirnya menang lagi dengan satu putaran.

Di ujung selatan ada gedung golkar dan TK Al Zahra. TK 'islam' anak-anaknya orang kaya. Sekolah yang menerapkan sistem full day. Yang antar jemput kebanyakan pakai mobil. Membuat macet saat jam masuk dan pulang sekolah.

Kini di sepanjang jalan, dari perempatan SMP 6 sampai lampu merah terlihat semakin asri. Kalau sore hari, apalagi cuaca sedang cerah, banyak anak muda yang nongkrong. Ada yang di depan tecknopark. Ada yang di depan SMK 2. Ada yang di depan SMA 3. Ada yang di depan kantor dinas pendidikan. Dan ada yang di trotoarnya taman batas kota.

Beberapa motor ada yang berboncengan dengan lawan jenis. Ada yang mondar-mandir lalu lalang curi-curi pandang, antara yang lewat dengan anak-anak yang nongkrong. Ada juga yang sedang latihan ‘balap’ dan freestyle seperti di tivi-tivi. Khas anak muda yang dipenuhi energi meluap-luap untuk diekspresikan.

Dari lampu merah batas kota aku belok ke kiri. Ke arah alun-alun. Jalan Raya Sukowati ini tidak kalah asyiknya kalau sore-sore begini. Orang tidak lagi kebut-kebutan. Orang-orang menikmati perjalanan sambil memandangi kiri kanan jalan. Ada Harmoni Mall yang perlahan mulai ramai. Ada Swalayan Mitra yang bersaing ketat dengan Swalayan Luwes yang sudah puluhan tahun itu. Ada deretan beberapa Bank. Ada Gereja yang bersebelahan dengan Masjid Raya yang baru selesai dibongkar ulang.

Lalu mendekati alun-alun. Ada pasar Bunder, pasar tradisional terbesar di Sragen. Ada Zensho, karaoke keluarga yang dulunya adalah gedung bioskop satu-satunya di Sragen.

Setelah itu baru sampai alun-alun yang sudah ramai. Banyak penjual yang memadati area alun-alun ini. Ada yang berjualan di trotoar. Ada yang di atas rumput. Ada yang di jalan sekitar alun-alun. Dan di selatan pas dari alun-alun, ada kios renteng yang menjual aneka macam kuliner.

Ada sesuatu yang baru di Jalan Raya Sukowati ini. Trotoarnya direnovasi! Pandangan terlihat lebih lapang. Semakin asyik untuk foto-foto.

Dari lampu lalu lintas alun-alun aku belok ke kanan melewati palang kereta api. Penjual koran di depan indomaret yang biasa aku beli sudah tutup. Di depan SMP Xaverius terlihat ramai sekali. Banyak orang masuk ke dalam sekolah itu dengan pakaian rapi. Sepertinya sedang ada perayaan paskah di sana.

Aku terus melaju setelah melewati kerumunan di depan SMP Xaverius tadi. Lurus terus sampai mentok di pertigaan. Aku tidak mengambil arah ke kanan yang lebih dekat sampai rumah. Tapi memilih belok ke kiri lalu di perempatan pertama belok ke kanan arah kampus Yappenas.

Di sepanjang jalan depan kampus Yappenas, yang panjang dan lurus ini, suasananya juga tak kalah asrinya. Sepanjang kiri kanan terhampar pemandangan sawah dengan warna hijau tanaman padi. Sejuk dan tidak panas. Karena tepian jalan sudah ditanami pepohonan yang cukup besar-besar. Kalau diamati betul-betul, seperti melihat lukisan saja.

Di sepanjang jalan ini juga banyak digunakan untuk tempat nongkrong anak muda. Biasanya remaja-remaja yang masih SMA. Terkadang ada yang masih memakai seragam. Mereka nongkrong, bercanda-canda, dan berteduh di bawah pohon yang rindang. Di parit-parit tepian jalan. Dan di warung-warung gubuk yang semakin banyak bermunculan.

Dulu sempat ada berita bahwa di sepanjang jalan ini sampai malam masih digunakan untuk nongkrong muda-mudi. Digunakan untuk melakukan perbuatan yang tidak sopan. Mesum dan minum-minuman keras. Sekarang beritanya sudah tidak terdengar lagi. Aparat keamanan sering terlihat melakukan patroli setiap menjelang maghrib dan malam hari.

Sebelum ujung jalan di sebelah utara SBI (Sekolah Berbasis Internasional) ada lahan untuk lintasan balap motor cross. Tahun lalu sempat digunakan kejuaraan motor cross –trial game- secara resmi yang disiarkan langsung oleh TVONE itu. Kini setiap minggu sore seperti sekarang ini, ada komunitas motor cross yang sedang latihan di lintasan ini. Menjadi tontonan yang cukup menarik bagi warga sekitar.

Dari jalan ini aku langsung pulang. Di rumah sudah ada Ibu dan Adikku yang baru merayakan ultah ke-5 sabtu kemarin. Aku bangunkan adikku yang masih tidur siang itu. Aku ajak ke tempat latihan motor cross tadi, karena adikku ini paling suka melihat balapan motor cross. Setelah menonton motor cross biasanya langsung mempraktikkan dengan sepeda birunya. Dijumping-jumpingkan seperti sedang menaiki motor cross betulan.

Sambil menemani adikku menonton motor cross. Sambil menikmati suasana senja. Dan sambil menanti laga Liverpool melawan Norwich City malam ini. Aku merindukanmu.
Up