TERNYATA BEGINI RASANYA VALIDASI

Weekend Notes 5

AKHIRNYA seminar validasi yang aku tunggu-tunggu terlewati juga. Tanggal 21 Januari 2014 hari Selasa pukul 13.00 WIB aku resmi melangsungkan seminar validasi. Bisa dikatakan lancar. Setelah hampir satu bulan mider menentukan tanggal ke dosen satu ke dosen lainnya yang berjumlah 4: Pembimbing 1, Pembimbing 2, Reviewer 1, dan Reviewer 2. Ditambah harus bolak-balik ke kantor tata usaha untuk mengecek tanggal berapa saja yang kosong. Sebenarnya pada tanggal 17 Januari hari jumat sudah fix, aku bisa melangsungkan seminar, semua dosen bersedia dan ruang sidang tidak digunakan. Lalu hari senin tanggal 13 Januari aku mulai menyerahkan berkas ke dosen-dosen yang bersangkutan. Pada waktu menyerahkan ke dosen reviewer 1 inilah validasiku harus tertunda. Saat akan pamit setelah menyerahkan berkas proposal penelitian tiba-tiba aku dipanggil,”Mas, tanggal 17 aku ndak iso i, aku ada acara yang tidak bisa diwakilkan. Gimana kalau hari senin aja.” Sekenanya langsung aku jawab,”Nggih Bu, nanti saya cek dulu. Nanti saya hubungi lagi lewat sms.” Tidak ingin berlama-lama aku minta pamit meninggalkan ruangan beliau.

BEBASNYA ORANG BICARA DI NEGERI INI

Weekend Notes 4

Sekarang ini orang mau ngomong apa aja suka-suka.

Wartawan bilang ini adalah era jurnalisme warga. Semua orang bisa mengabarkan. Semua orang bisa membuat opini. Tanpa terlebih dahulu menjadi jurnalis atau penulis.

Terlebih lagi dengan mudahnya orang mengakses internet melalui gadget. Setiap saat di mana pun orang bisa update apa saja yg dia pikirkan melalui akun sosmednya. Tak sedikit yg jadi motivator dadakan. Tak sedikit pula status-status galau dan 'alay' berseliweran.

Banyak orang jadi lebih kritis. Saking kritisnya. Apa saja dikritik. Dari masalah agama, politik, hukum, sampai  masalah acara TV pun turut jadi sasaran kritik.

Bahkan tanpa sadar ada orang yg anti kritik malah mengkritik orang yang melakukan kritik.
Semua ini dengan mudahnya kita lihat lalu lalang di timeline setiap hari.

Era ini luar biasa. Di hapuskannya kementrian penerangan pada era gus dur dan kebebasan pers dijamin,  rakyat jadi bebas bicara. Rakyat dianggap dirakyatkan. Semuanya gamblang terlihat.

Tetapi rakyat pun harus sadar diri. Walaupun kebebasan bicara dijamin tapi jangan sampai bicara ngawur.  Mengatakan hal yg tidak diketahui bukanlah perbuatan baik. Jangan sampai berkata fitnah. Bahkan sampai mengatakan hal yg bertentangan dengan fakta. Apalagi jika menyangkut orang lain hanya untuk kepentingan pribadinya atau kelompoknya. Tentu akan sangat merugikan.

Jangan lupa kita masih punya UU ITE yang bisa menjerat siapa pun. Bahkan akun anonim sekalipun!

*catatan ini saya tulis lewat aplikasi facebook di hp. Demikian karena listrik di rumah sedang mendapat jatah pemadaman bergilir. Selamat malam mingguan :)
Up