'SOK' MOTIVATOR: HIDUP BUKAN PILIHAN



APAKAH ada orang yang lebih memilih menjadi orang miskin ketimbang menjadi orang kaya?

Apakah ada orang yang secara sadar berusaha menjadi orang miskin?

Kalau miskin adalah sebuah pilihan, kenapa tidak ada orang yang menginginkannya?

Begitu juga,

Tidak ada orang yang memilih menjadi orang bodoh. Semua orang ingin dirinya pintar. Makanya orang belajar. Makanya orang sekolah.

Tapi orang yang tidak sekolah jangan juga dibilang dia ingin bodoh. Tentu ada alasan kenapa dia tidak sekolah. Kita tentu tahu belajar tidak hanya bisa dilakukan di sekolah saja.

Hidup bukan pilihan. Kalau kamu malas-malasan, artinya ada yang salah dalam dirimu sekarant. Maka kamu harus berusaha mencari solusi agar menjadi rajin. Karena malas dan rajin bukan pilihan.

Kalau sekarang kamu adalah seorang pembohong. Harusnya kamu mulai belajar menjadi orang jujur.

Kalau sekarang kamu adalah seorang pemarah. Harusnya kamu belajar menjadi orang sabar.

Kalau sekarang kamu adalah orang yang sakit-sakit. Harusnya kamu belajar bagaimana cara hidup sehat.

Kalau sekarang kamu masih cuek. Kamu harus mulai belajar bagaimana menjadi peka.

Kalau sekarang kamu seorang pemalu. Kamu harus belajar bagaimana menjadi PD.

Kalau kamu seorang pendendam. Kamu harus belajar caranya memaafkan.

Kalau hari ini kamu masih jomblo. Besok harusnya kamu sudah tidak jomblo lagi!

Karena menjadi baik dari yang kurang baik bukanlah pilihan.

CATATAN SENJA : SRAGEN KU BUMI SUKOWATI KU


BUMI Sukowati sore ini cukup cerah. Berbeda dengan dua hari kemarin. Selalu hujan.

Pukul 4 sore aku pulang dari toko. Gantian Bapak yang jaga. Iseng-iseng aku pulang lewat jalan memutar. Sudah lama juga tidak keliling kota Sragen. Sekalian cuci mata dan refreshing.

Aku lewat ringroad dengan arah berlawanan. Sebenarnya tidak berlawanan. Hanya saja arah yang aku lewati tidak boleh untuk kendaraan roda 4 atau lebih. Karena ringroad ini utamanya untuk lewat truk dan bis-bis ke arah Ngawi.

Teringat jaman masih SMA. Dulu jalan ini jelek sekali. Aspalnya bergelombang. Lubang di sana sini. Banyak tambalan yang justru membuat permukaan jalan semakin tidak rata.

Kini jalan ringroad utara ini sudah sangat bagus. Hampir semua aspalnya diganti dengan beton. Tebalnya bukan main. Jarak antara tinggi permukaan tanah dengan tinggi permukaan jalan hampir setengah meter. Sisi kanan dan kiri pun semakin luas. Masing-masing bertambah satu meter. Mepet dengan pohon-pohon di pinggir jalan.

Di perempatan SMP 6 aku mengambil jalan lurus ke arah taman batas kota. Jalanan yang penuh kenangan masa-masa SMA. Sisi kanan aku melihat hutan kota yang semakin rimbun pepohonannya. Setelah itu ada SMK 2 yang berjajar dengan SMA 3, sekolah ku dulu. Di sebrangnya ada technopark yang diresmikan langsung oleh Pak SBY pada tahun 2009. Aku ingat betul karena waktu itu mendekati masa pilpres di mana pak SBY akhirnya menang lagi dengan satu putaran.

Di ujung selatan ada gedung golkar dan TK Al Zahra. TK 'islam' anak-anaknya orang kaya. Sekolah yang menerapkan sistem full day. Yang antar jemput kebanyakan pakai mobil. Membuat macet saat jam masuk dan pulang sekolah.

Kini di sepanjang jalan, dari perempatan SMP 6 sampai lampu merah terlihat semakin asri. Kalau sore hari, apalagi cuaca sedang cerah, banyak anak muda yang nongkrong. Ada yang di depan tecknopark. Ada yang di depan SMK 2. Ada yang di depan SMA 3. Ada yang di depan kantor dinas pendidikan. Dan ada yang di trotoarnya taman batas kota.

Beberapa motor ada yang berboncengan dengan lawan jenis. Ada yang mondar-mandir lalu lalang curi-curi pandang, antara yang lewat dengan anak-anak yang nongkrong. Ada juga yang sedang latihan ‘balap’ dan freestyle seperti di tivi-tivi. Khas anak muda yang dipenuhi energi meluap-luap untuk diekspresikan.

Dari lampu merah batas kota aku belok ke kiri. Ke arah alun-alun. Jalan Raya Sukowati ini tidak kalah asyiknya kalau sore-sore begini. Orang tidak lagi kebut-kebutan. Orang-orang menikmati perjalanan sambil memandangi kiri kanan jalan. Ada Harmoni Mall yang perlahan mulai ramai. Ada Swalayan Mitra yang bersaing ketat dengan Swalayan Luwes yang sudah puluhan tahun itu. Ada deretan beberapa Bank. Ada Gereja yang bersebelahan dengan Masjid Raya yang baru selesai dibongkar ulang.

Lalu mendekati alun-alun. Ada pasar Bunder, pasar tradisional terbesar di Sragen. Ada Zensho, karaoke keluarga yang dulunya adalah gedung bioskop satu-satunya di Sragen.

Setelah itu baru sampai alun-alun yang sudah ramai. Banyak penjual yang memadati area alun-alun ini. Ada yang berjualan di trotoar. Ada yang di atas rumput. Ada yang di jalan sekitar alun-alun. Dan di selatan pas dari alun-alun, ada kios renteng yang menjual aneka macam kuliner.

Ada sesuatu yang baru di Jalan Raya Sukowati ini. Trotoarnya direnovasi! Pandangan terlihat lebih lapang. Semakin asyik untuk foto-foto.

Dari lampu lalu lintas alun-alun aku belok ke kanan melewati palang kereta api. Penjual koran di depan indomaret yang biasa aku beli sudah tutup. Di depan SMP Xaverius terlihat ramai sekali. Banyak orang masuk ke dalam sekolah itu dengan pakaian rapi. Sepertinya sedang ada perayaan paskah di sana.

Aku terus melaju setelah melewati kerumunan di depan SMP Xaverius tadi. Lurus terus sampai mentok di pertigaan. Aku tidak mengambil arah ke kanan yang lebih dekat sampai rumah. Tapi memilih belok ke kiri lalu di perempatan pertama belok ke kanan arah kampus Yappenas.

Di sepanjang jalan depan kampus Yappenas, yang panjang dan lurus ini, suasananya juga tak kalah asrinya. Sepanjang kiri kanan terhampar pemandangan sawah dengan warna hijau tanaman padi. Sejuk dan tidak panas. Karena tepian jalan sudah ditanami pepohonan yang cukup besar-besar. Kalau diamati betul-betul, seperti melihat lukisan saja.

Di sepanjang jalan ini juga banyak digunakan untuk tempat nongkrong anak muda. Biasanya remaja-remaja yang masih SMA. Terkadang ada yang masih memakai seragam. Mereka nongkrong, bercanda-canda, dan berteduh di bawah pohon yang rindang. Di parit-parit tepian jalan. Dan di warung-warung gubuk yang semakin banyak bermunculan.

Dulu sempat ada berita bahwa di sepanjang jalan ini sampai malam masih digunakan untuk nongkrong muda-mudi. Digunakan untuk melakukan perbuatan yang tidak sopan. Mesum dan minum-minuman keras. Sekarang beritanya sudah tidak terdengar lagi. Aparat keamanan sering terlihat melakukan patroli setiap menjelang maghrib dan malam hari.

Sebelum ujung jalan di sebelah utara SBI (Sekolah Berbasis Internasional) ada lahan untuk lintasan balap motor cross. Tahun lalu sempat digunakan kejuaraan motor cross –trial game- secara resmi yang disiarkan langsung oleh TVONE itu. Kini setiap minggu sore seperti sekarang ini, ada komunitas motor cross yang sedang latihan di lintasan ini. Menjadi tontonan yang cukup menarik bagi warga sekitar.

Dari jalan ini aku langsung pulang. Di rumah sudah ada Ibu dan Adikku yang baru merayakan ultah ke-5 sabtu kemarin. Aku bangunkan adikku yang masih tidur siang itu. Aku ajak ke tempat latihan motor cross tadi, karena adikku ini paling suka melihat balapan motor cross. Setelah menonton motor cross biasanya langsung mempraktikkan dengan sepeda birunya. Dijumping-jumpingkan seperti sedang menaiki motor cross betulan.

Sambil menemani adikku menonton motor cross. Sambil menikmati suasana senja. Dan sambil menanti laga Liverpool melawan Norwich City malam ini. Aku merindukanmu.

INOVASI: ALAT PENGERING PADI TENAGA SURYA


Pertanian di Indonesia perlu dimodernkan. Mayoritas penduduk di bawah angka kemiskinan ada pada petani. Perlu adanya upaya agar petani dapat memproduksi hasil pertaniaanya dengan lebih efektif. Mulai dari pembibitan, proses penanaman, proses panen, sampai pasca panen. Nantinya hasil pertanian semakin bagus, sehingga tinggi pula nilai jualnya. Nantinya juga masa panen semakin cepat, sehingga besar pula laba hasil pertaniannya. Untuk itu perlu dilakukan 'perkawinan' antara teknologi dan pertanian. Dan inilah salah satu usaha itu, alat pengering tenaga surya.

***
Dahlan Iskan: Ada Teknologi, Petani Bisa Hemat

Uji Alat Pengering Padi di Arosbaya

BANGKALAN " Pagi sekitar pukul 09.30 Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan tiba di Desa Plakaran, Kecamatan Arosbaya. Tujuannya menguji temuan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang dibiayainya sendiri.

Temuan mahasiswa UB itu adalah alat pengering padi tenaga surya. Alat tersebut bisa membantu petani mengeringkan hasil panennya. Dengan alat itu, petani bisa lebih banyak menghemat biaya produksinya dan mempercepat proses pengeringan padi agar bisa segera dijual.

Seperti biasa, kedatangan Dahlan Iskan tak banyak diketahui orang. Di sawah yang didatanginya hanya ada warga, petani, dan tokoh masyarakat. Petani yang mengetahui Dahlan datang langsung berebut menyalaminya. Tanpa ragu, Dahlan langsung melepaskan sweater-nya, menyalami para petani dan sejenak berbincang dengan mereka.

Tak lama Dahlan langsung menanyakan alat pengering padi yang dibuat Sidik Dermawan, Sandi Pradita, Riyan Fajar, dan Ilham Kamil itu. Keempatnya merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UB semester enam.

Kepada Sidik Darmawan, Menteri BUMN menanyakan cara kerja alat temuannya tersebut. Dahlan memastikan alat itu tak sulit dioperasikan dan bisa dipakai petani. Dia lalu memperhatikan dari atas ke bawah alat itu sambil bertanya detil manfaat alat itu.

Setelah memperhatikan alat itu, Dahlan mengatakan sangat mendukung dan mengapresiasi karya mahasiwa itu. Dahlan berharap mahasiswa terus menyempurnakan temuannya. Dia bernjanji akan membantu 100 persen uji coba dan penyempurnaan alat tersebut.

"Saya pribadi siap membiayai uji coba dan karya mahasiswa ini. Kita lihat hari ini, hasilnya seperti apa setelah uji coba" Tadi saya diskusi dengan Dirut PT Pertani dan Dirut Perum Bulog (Badan Usaha Logistik). Keduanya meminta ada beberapa penyempurnaan," ujarnya. Misalnya, sambung Dahlan, kaca yang dipakai untuk alat itu harus kaca yang bisa menyerap panas lebih tinggi. Supaya kemampuan menyerap panas lebih baik.

"Dengan teknologi ini petani akan lebih hemat. Sekarang kan uang pengeringan dengan bahan bakar minyak atau solar mahal sekali harganya. Jangan-jangan nanti lebih mahal biaya bahan bakarnya daripada padinya," ungkapnya.

Usai menguji alat buatan mahasiswa itu, pihaknya berjanji akan memperbanyak alat itu setelah proses penyempurnaan. Dia menegaskan, pertanian harus mendapatkan sentuhan teknologi agar biaya produksi bisa lebih hemat. Penghematan biaya produksi secara langsung akan membuat petani lebih sejahtera.

Terkait temuan mahasiswa itu, Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso berharap, mahasiswa terus memperbaiki dan menyempurnakannya. Sehingga, alat itu benar-binar bisa dipakai petani untuk meningkatkan produktivitasnya dengan cara yang hemat. Sebab, selama ini petani memang banyak mengeluh tentang proses pengeringan padi yang membutuhkan waktu lama.

"Ini kan suatu inovasi. Tentunya inovasi ini harus dikaji ulang untuk menghasilkan yang terbaik. Persoalan petani saat ini adalah turunnya kualitas padi. Penyebabnya proses pengeringan tidak cepat," paparnya.

Di lokasi yang sama, Dirut PT Pertani Ilham Setia Budi mengatakan, akan mengajak mahasiswa yang membuat alat pengering itu ke perusahaannya. Dia ingin keempat mahasiswa itu bisa menggabungkan inovasinya dengan metode pertanian di PT Pertani.

"Bagus, inovasi anak muda dibutuhkan petani. Namun temuan tersebut masih membutuhkan penyempurnaan. Nanti kami akan undang ke kantor untuk kerja sama dan untuk memperbaiki teknologi alat pengeringan padi," paparnya.

Melihat inovasi mahasiswa tersebut, Yudani, 43, warga Desa Plakaran mengaku senang. Dia menyatakan langsung paham cara pakai alat itu. Dia berharap Menteri BUMN bisa segera memperbanyak alat itu dan diberikan pada petani di Madura. "Saya lihat cara pakainya mudah sekali. Hampir sama dengan memasukkan kue ke oven," ungkapnya.

Atas temuan itu, salah satu mahasiswa pembuatnya Sidik Darmawan menjelaskan, alat itu bisa mengeringkan padi dalam waktu sekitar satu hari setengah saja. Padahal, biasanya petani membutuhkan waktu hingga tujuh hari untuk mengeringkan padi itu dengan cara menjemurnya di bawah matahari.

Sidik menjelaskan, alat tersebut berbentuk balok persegi panjang, dengan ukuran pajang 30 sentimeter (cm), lebar 30 cm, dan tinggi mencapai 1 meter. Alat tersebut hampir semuanya terdiri dari kaca yang dilengkapi seng penangkap panas dan sebagian dari kawat dan kayu.

"Dengan ukuran alat itu, padi yang bisa dikeringkan bisa 1 kuintal. Ini masih percobaan. Saat ini, kami masih fokus pada penyempurnaan. Kami siap membuat alat seperti ini dengan ukuran yang lebih besar jika ada," terangnya. Alat yang diuji cobakan kemarin menghabiskan biaya pembuatan Rp 3 juta.

(c4/mad)

Nahdlatul Ulama dan Sejarah Kebangsaan (Film Dokumenter).






Film Dokumenter “Nahdlatul Ulama dan Sejarah Kebangsaan”, produksi Yayasan Ircos Jakarta & Yayasan 135. Film ini memadukan rekaman-rekaman visual sejarah otentik dengan narasi apik dari beberapa narasumber:
1. KH. A. Musthofa Bisri.
2. Prof. Dr. KH. Said Aqil Sirodj, MA.
3. KH. Muchit Muzadi.
4. Yenni Wahid, MA.
5. KH. Hasyim Muzadi.
6. Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, MH, MU.
7. Ir. KH. Salahuddin Wahid.
8. Dr. Andree Feillard.
Sangat patut dan penting untuk ditonton sebagai bahan pembelajaran warga Negara Indonesia, khususnya warga Nahdliyyin dan pesantren.

Silakan di-share!!!

TIPE KEPRIBADIAN SAYA VERSI IPERSONIC.NET


Tipe Pemikir Pendobrak adalah orang-orang penuh pesona dan antusias. Mereka benar-benar penuh dengan energi dan suka mengambil posisi di tengah-tengah perhatian. Mereka menyukai keragaman baik dalam kehidupan profesional maupun personal. Tipe Pemikir Pendobrak menghadapi perubahan secara konsisten dengan optimisme serta keyakinan teguh dalam kemampuan mereka sendiri; mereka selalu mencari kemungkinan ke arah yang lebih baik. Ketrampilan komunikasi mereka yang cemerlang merupakan keuntungan besar bagi mereka di sini. Mereka mendekati dunia dengan rasa ingin tahu serta keterbukaan dan mengendalikan situasi-situasi baru dengan bakat improvisasi yang besar dan lihai. Waktu luang mereka dihabiskan dengan begitu banyak hobi; kebanyakan tipe Pemikir Pendobrak suka bepergian untuk mengumpulkan sebanyak mungkin pengalaman. Tipe kepribadian ini tak terkalahkan dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan baru.

SAKING DEMOKRATISNYA


Jaman sekarang mendidik anak kecil bisa dibilang susah-susah gampang. Anak tidak bisa lagi dipaksa untuk menuruti perintah orang tua. Berbeda dengan 20 tahun lalu di mana orang tua tidak segan menghukum anak jika tidak mau menurut.

Pola asuh yang cenderung otoriter mulai ditinggalkan. Berganti menjadi pola asuh demokratis yang terbukti efektif mendukung perkembangan anak.

TAKDIR SUNNATULLAH


Semesta telah memilih. Menuju titik keseimbangan yang baru.

Manusia tak perlu risau. Dengan keadaan yang serba tak tentu.

Ada yang belajar dan ada yang tak sadar.

Semoga kita semua menjadi bagian dari orang-orang terdahulu yang selamat. Bersama orang jujur dan pemimpin yang amanah.

INDONESIA NEGARANYA ORANG-ORANG BODOH


BISING kupingku setiap hari mendengar suara klakson kendaraan di jalanan. Di setiap kemacetan. Di setiap bangjo perempatan. Di palang kereta api. Di saat Bis SK mau menyalip sepeda motor kecil seperti kepunyaanku. 

Indahnya sopan santun di jalanan. Jika tak lagi terdengar suara klakson yang secara tak sengaja bersautan itu. Jika sesama kendaraan roda empat tak saling menyalip. Jika sepeda motor tidak nyelip-nyelip di jalur cepat pindah ke jalur lambat.

Kesal batinku sebagai anak muda yang mahasiswa perguruan tinggi negeri ternama di Solo ini. Sebagai orang berpendidikan tentu aku tahu mana yang benar dan salah. Mana yang baik mana yang buruk dilakukan. Bagaimana mengelola emosi dan nafsu dengan baiknya. Tahu kapan harus marah dan kapan harus sopan.

Wanita Suka Shopping? Inilah yang Harus Anda (Laki-laki) Lakukan


APAKAH anda sering kesal ketika diminta mengantar pasangan anda (wanita) ke pasar, mall, atau salon? Inilah yang harus anda lakukan sebagai laki-laki.

Pertama. Dukung, dorong dan iklaskan.

Sebagai laki-laki sejati. Yang ingin membahagiakan pasangan dengan tulus cinta dan rasa sayang. Saran saya, ijinkanlah pasangan anda ke mall. Berikan minimal 1 hari dalam seminggu. Misalnya hari minggu. Bebaskan pasangan anda dari memasak, mencuci, dan tugas-tugas rumah tangga lainnya.

MENCARI TELADAN, KU TEMUKAN DAHLAN ISKAN



INILAH tokoh yang saya kagumi sepeninggal Gus Dur. Inilah tokoh yang saya anggap paling pas memimpin negeri ini setelah Pak SBY. Inilah teladan baru saya, Dahlan Iskan.

Dialah orang yang pernah hidup sangat miskin di desa yang mayoritas penduduknya miskin. Dialah orang yang pernah tidak naik kelas sewaktu masih sekolah dasar. Dialah orang yang tidak lulus kuliah karena droup out dari perguruan tinggi. Dialah orang yang hampir mati karena terserang kanker hati, di saat berada di puncak karir, pemimpin perusahaan besar, Jawa Pos.

Setelah lolos dari maut karena keberhasilan operasi ganti hati itu, Dahlan Iskan tidak ingin lagi mengurusi perusahaan. Dahlan Iskan tidak ingin lagi berbisnis. Dahlan Iskan tidak ingin lagi mencari uang.

Tapi nasib berkata lain, sebelum kesehatannya benar-benar 100% fit, beliau ditunjuk untuk memimpin PLN yang masalahnya sangat ruwet saat itu. Berkali-kali Dahlan Iskan menolak. Tapi berkali-kali juga presiden meminta.

Belum genap 2 tahun menjadi orang nomor 1 di PLN, Dahlan Iskan diminta untuk ‘naik kelas’ menjadi Menteri BUMN. Yang awalnya Dahlan Iskan menolak mati-matian menjadi dirut PLN, saat diminta meninggalkan jabatan itu, Dahlan Iskan justru menangis.

Dan kini Dahlan Iskan pun memiliki kesempatan untuk naik kelas lagi. “Menjadi presiden adalah menjemput takdir” kata Beliau.

Tentu orang naik kelas itu karena punya prestasi. Dan Dahlan Iskan ini gudangnya prestasi. Bisa dibilang hobinya bikin prestasi. Hampir setiap yang beliau kerjaan selalu berhasil. Media Singapura bahkan menyebut Dahlan Iskan sebagai “Mister Turnaround”.

Dahlan Iskan sangat fokus dengan peran yang sedang dijalaninnya. Baik saat di Jawa Pos. Baik saat menjadi Dirut PLN. Baik saat menjadi Menteri BUMN.

Dahlan Iskan sangat bergairah dengan kehidupannya. Bisa jadi, jika sehari manusia bisa tetap sehat tanpa istirahat, mungkin itulah yang beliau lakukan, tidak tidur.

Setelah ganti hati, Dahlan Iskan sangat ketat memperhatikan kesehatan. Tidak hanya untuk dirinya. Bahkan kesehatan orang lain. Anak buahnya. 

Saat di Jawa Pos Dahlan Iskan sangat tegas, sangat keras, sangat jueh, dan galaaak... Hal itu beliau lakukan untuk memajukan Jawa Pos. Dan memang berhasil. Anak buahnya pun tidak tersinggung. Karena di luar sikap kerasnya itu Dahlan Iskan sangat santun. Tidak segan-segan berkumpul langsung dengan semua anak buahnya. Tidak segan untuk memuji anak buahnya, bahkan siapa pun, termasuk lawan bisnisnya, yang memang pantas mendapat pujian.

Dahlan Iskan merupakan salah seorang konglomerat di negeri ini tetapi tetap menjalani kehidupan dengan cara sederhana. Mungkin karena pernah hidup sangat miskin sewaktu kecil. Mungkin juga karena tidak ingin menyakiti rakyat miskin yang masih 150 juta itu.

Dahlan Iskan manusia yang super sibuk, tapi tetap religius. Menjalankan peran dunia tapi tidak melupakan agama. Beliau berangkat dari kehidupan pesantren. Dari keluarga pesantren. Pernah nyantri juga. Dan kini pemimpin pondok pesantren. Karena itu juga lah Dahlan Iskan sangat toleran. Pemimpin Syechker mania. Pemimpin Barongsai Indonesia.

Sekarang ini mencari teladan hidup susah. Sepeninggal Gus Dur, saya sempat linglung. Saya sempat lama merasa kosong. Saya sempat protes. Agak marah. Harusnya sudah ada penggantinya. Saya mencari ke mana-kemana, siapa saja saya pelajari. 

Justru saat mencari itulah saya menemukan masih banyak orang yang baik. Masih banyak orang yang jujur. Masih banyak orang yang tegas. Masih banyak orang yang toleran. Masih banyak orang yang rendah hati. Masih banyak orang yang memikirkan rakyat. Masih banyak orang yang cerdas. Masih banyak orang yang optimis. Masih banyak orang yang manusia. Masih banyak orang yang Indonesia.

Saya mencari yang paling lengkap. Kemudian pada Dahlan Iskan inilah saya menjadikannya salah satu teladan. Kehidupannya dan kemampuannya menulis. ***

Johan Hariyanto
Mahasiswa UNS Surakarta

Up